Jumat, 19 Oktober 2012

MENINGKATNYA ANGKA BUNUH DIRI DI JEPANG


Jepang merupakan negara asia yang sangat maju. Dapat dikatakan Negara jepang merupakan salah satu dari sekian banyak negara yang berada di benua Asia yang paling maju. Ini dikarenakan negara Jepang merupakan negar yang memiliki teknologi yang tinggi, masyarakat yang ramah, masyarakat yang tekun, dan peduli antar satu sama lain. Dapat kita simpulkan bahwa kekuatan sosial yang mendorong negara sakura ini menjadi maju pesat setelah kalah dipertarungan perang dunia ke-2.
Tapi apakah kekuatan dan ikatan sosial ini seutuhnya memberikan dampak positif terhadap negara matahair ini? Keterikatan antar masyarakat ini sesungguhnya memberikan dampak negatif yang serius di negara yang populasi masyarakatnya sedikit ini. Ditambah lagi dengan budaya masyarakat jepang yang disebut dengan harakiri. Harakiri ini merupakan nama dari cara bunuh diri yang dilakukan pada msyarakat Jepang kuno, karena mereka lebih merasa malu jika dibunuh oleh musuhnya sendiri.
Bagaimana dengan kehidupan modern Jepang sekarang? Rasa malu kemasyarakat atas kesalahan dia ini yang membuat orang-orang tersebut nekat melakukan bunuh diri. Dari kalangan SMA, Mahasiswa, Orangtua, dan berbagai kalangan masyarakat banyak yang melakukan bunuh diri karena rasa malu yang dideranya. Jepang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. Badan Kepolisian Nasional Jepang mengatakan jumlah orang yang melakukan bunuh diri pada tahun 2010 karena ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan pekerjaan melonjak 19,8% dari tahun sebelumnya menjadi 424, sedangkan bunuh diri dipicu oleh masalah keluarga yang berhubungan dengan naik 9,2% menjadi 4.497.
Bagaimana sarjana Kesejahteraan Sosial memandang ini? Dalam teori Sosiologi, Pola bunuh diri Altruistik, yang dikemukakan oleh Émile Durkheim, menjelaskan bahwa ada orang-orang yang bunuh diri karena kekuatan keterikatan antar masyarakat sekitarnya sangat tinggi. Jepang merupakan salah satu contoh masyarakat yang pola bunuh dirinya dengan Altruistik.
Kita sebagai pekerja sosial seharusnya lebih memperhatikan masalah ini, dan kita seharusnya dapat lebih mencegah kasus bunuh diri ini terjadi dengan bertindak preventif atau pra kejadian dengan menanamkan motivasi pada klien yang mengarah pada keputusasaan.
Dalam pemecahan masalahnya diperlukan kampanye oleh pemerintah Jepang untuk mencegahnya dan mengurangi angka bunuh diri di negaranya. Karena faktor bunuh dirinya sebagian besar karena masalah sosial-ekonomi. Sementara itu pola bunuh diri di Jepang paling banyak karena Altruisik, rasa malu terhadap masyarakat. Sehingga dibutuhkan penyemangat hidup oleh orang-orang dekat, lingkungan sekitar, dan masyarakatnya. Dan sebagian besarnya juga karena terlilit hutang. Ini berkaitan dengan hukum undang-undang yang mengatur perekonomian berupa pajak dan peraturan perekonomian. Dibutuhkan pengaturan ulang tentang masalah pajak dan biaya-biaya yang dibebankan kepada masyarakat, sehingga sarjana ilmu kesejahteraan sosial harus bertindak dengan pendekatan undang-undang hukum dan politik.


Refrensi :


1 komentar: