Jepang merupakan negara asia yang sangat maju. Dapat
dikatakan Negara jepang merupakan salah satu dari sekian banyak negara yang
berada di benua Asia yang paling maju. Ini dikarenakan negara Jepang merupakan
negar yang memiliki teknologi yang tinggi, masyarakat yang ramah, masyarakat
yang tekun, dan peduli antar satu sama lain. Dapat kita simpulkan bahwa kekuatan
sosial yang mendorong negara sakura ini menjadi maju pesat setelah kalah
dipertarungan perang dunia ke-2.
Tapi
apakah kekuatan dan ikatan sosial ini seutuhnya memberikan dampak positif
terhadap negara matahair ini? Keterikatan antar masyarakat ini sesungguhnya
memberikan dampak negatif yang serius di negara yang populasi masyarakatnya
sedikit ini. Ditambah lagi dengan budaya masyarakat jepang yang disebut dengan harakiri. Harakiri ini merupakan nama
dari cara bunuh diri yang dilakukan pada msyarakat Jepang kuno, karena mereka
lebih merasa malu jika dibunuh oleh musuhnya sendiri.
Bagaimana dengan kehidupan modern Jepang sekarang?
Rasa malu kemasyarakat atas kesalahan dia ini yang membuat orang-orang tersebut
nekat melakukan bunuh diri. Dari kalangan SMA, Mahasiswa, Orangtua, dan
berbagai kalangan masyarakat banyak yang melakukan bunuh diri karena rasa malu
yang dideranya. Jepang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. Badan
Kepolisian Nasional Jepang mengatakan jumlah
orang yang melakukan bunuh diri pada tahun 2010 karena ketidakmampuan mereka
untuk mendapatkan pekerjaan melonjak 19,8% dari tahun sebelumnya menjadi 424,
sedangkan bunuh diri dipicu oleh masalah keluarga yang berhubungan dengan naik
9,2% menjadi 4.497.
Bagaimana
sarjana Kesejahteraan Sosial memandang ini? Dalam teori Sosiologi, Pola bunuh
diri Altruistik, yang dikemukakan oleh Émile Durkheim, menjelaskan bahwa ada
orang-orang yang bunuh diri karena kekuatan keterikatan antar masyarakat
sekitarnya sangat tinggi. Jepang merupakan salah satu contoh masyarakat yang
pola bunuh dirinya dengan Altruistik.
Kita sebagai pekerja sosial seharusnya lebih
memperhatikan masalah ini, dan kita seharusnya dapat lebih mencegah kasus bunuh
diri ini terjadi dengan bertindak preventif atau pra kejadian dengan menanamkan
motivasi pada klien yang mengarah pada keputusasaan.
Dalam pemecahan masalahnya diperlukan kampanye oleh
pemerintah Jepang untuk mencegahnya dan mengurangi angka bunuh diri di
negaranya. Karena faktor bunuh dirinya sebagian besar karena masalah sosial-ekonomi.
Sementara itu pola bunuh diri di Jepang paling banyak karena Altruisik, rasa
malu terhadap masyarakat. Sehingga dibutuhkan penyemangat hidup oleh
orang-orang dekat, lingkungan sekitar, dan masyarakatnya. Dan sebagian besarnya
juga karena terlilit hutang. Ini berkaitan dengan hukum undang-undang yang
mengatur perekonomian berupa pajak dan peraturan perekonomian. Dibutuhkan
pengaturan ulang tentang masalah pajak dan biaya-biaya yang dibebankan kepada
masyarakat, sehingga sarjana ilmu kesejahteraan sosial harus bertindak dengan
pendekatan undang-undang hukum dan politik.
Refrensi :
- http://www.japantoday.com/category/national/view/joblessness-family-troubles-increase-as-causes-of-suicide (jam 06:00, 10-3-2011)
- http://nasional.kompas.com/read/2008/06/20/2030309/lebih.33.000.orang.bunuh.diri.di.jepang (jam 06:00, 10-3-2011)
waaah semuanya tentang kuliahnya yah? saluutt :D
BalasHapus