Senin, 12 November 2012

di Universitas Indonesia sulit Sinyal? Salah UI atau Operator?

Bukan masalah analilis mengapa terjadinya sulit sinyal. tetapi beberapa fakta serta rekomendasi mengenai sinyal HP di lingkungan UI.

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmun Politik (FISIP) :
Sinyal tri (3) Hampir gak ada di lantai 1 dan di Lantai 2 di gedung manapun. gedung H, E, G, MBRC, Musolah. di Latai 3 ke atas baru ada n kadang penuh. 
Sinyal Simpati : Hampir gak ada di lantai 1 dan di Lantai 2 di gedung manapun. gedung H, E, G, MBRC, Musolah. di Latai 3 ke atas baru ada n kadang penuh. hampir sama dengan sinyal tri, tapi sedikit lebih baik. Padahal katanya simpati sinyal yang paling bagus.
Sinyal Im3 : Lebih baik dari kedua operator tadi (Tri, Simpati) walau tetap sering buruk,  Namun tetap tidak ada sinyal di dalam MBRC (perpustakaan)
Sinyal XL : paling baik dari ketiga operator tadi menurut banyak orang (mengenai sinyal di FISIP saja, diluar harga dan layanan). Sinyalnya tidak penuh tapi selalu ada di berbagai spot.

Sementara di Perpus Pusat Universitas Indonesia, crystal of knowledge,  cukup parah untuk sinyal simpati dan tri.  

Jika di amati, gedung-gedung di FISIP dan mungkin UI bisa jadi menyerap sinyal sinyal yang ada, karena di spot tertentu di lapangan yang sedikit terbuka, sinyalnya jadi meningkat drastis, atau ada pemecah sinyal? tapi itu hanya isu kecil belaka yang belum ada bukti otentik.

bagaimana dengan Fakultas lain? Mungkin Bisa share di sini, dan siapatau bisa membuat Social Action untuk mengatasi masalah ini.

Permasalahannya adalah Universitas Indonesia merupakan universitas besar yang arus Informasinya cukup cepat, terutama dalam hal pendidikan dan kegiatan organisasi yang tak pernah mati. informasi ini akan terhenti bahkan bisa terjadi mis komunikasi karena masalah sinyal ini. (Rapat, menghubungi dan janjian dengan orang-orang penting UI dan non-UI, jarkom kilat)

Sinyal HP sangat penting karena kita tidak bisa tergantung pada wi-fi UI yang kadang-kadang error atau bahkan terjadi Traffic. 

Patologi Sosial


Patologi sosial merupakan suatu perspektif yang menganggap masalah sosial sebagai suatu 'penyakit' dari masyarakat yang ideal. Konsep patologi ini diserap dari ilmu biologi yang menganggap bahwa masyarakat itu terbagi-bagi menjadi organ-organ yang saling terkait dan saling mempengaruhi sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

Kunci dari perspektif Patologi sosial adalah, suatu kesalahan yang dilakukan seseorang adalah karena Gen dari keturunan itu.  Misal, ada orang yang tertangkap mencuri makanan di pasar. Dalam perspektif Patologi Sosial, dalam kasus ini memandang bahwa pencuri ini emang pada dasarnya adalah jiwa pencuri, pencuri ini memang sangat senang mencuri, dan ini merupakan keturunan gen pencuri, dll. di Zaman dahulu konsep ini sering digunakan, mungkin saja sampai sekarang masih ada yang menggunakan. jika menggunakan perspektif ini, mungkin akan terjadi Genosida (pembunuhan gen, keturunan).

Berkembangnya zaman, kritik tentang patologi sosialpun semakin banyak sehingga ada perubahan makna / konsep antara Patologi Sosial Klasik, dan Patologi Sosial Medern.
v  Perbedaan antara pandangan patologi sosial klasik dan modern
Klasik
Modern
Ø  Orang pada dasarnya cacat. ‘Kekurangan’ (cacat, ketergantungan, dan kenakalan) semacam itu disebut warisan.
Ø  ‘Kekurangan’ secara terus menerus dipertahankan melalui pernikahan yang terjadi di antara mereka yang memiliki bakat itu.
Ø  Untuk penyelesaiannya dengan “memperbaiki keturunan” (eugenetics movement) dan pendidikan moral khususnya pada lapisan menengah.
Ø  Penyembuhan dapat dilakukan secara parsial, berdasarkan diagnosis atas masalah yang dirasakan.
Ø  Mengakui adanya faktor lingkungan yang juga memberikan pengaruh yang tidak sedikit.
Ø  Setidaknya masalah sosial tidak akan ada tanpa pengaruh suatu lingkungan yang buruk.
Ø  Untuk penyelesaian dengan perbaikan pada institusi (kekurangan juga melekat pada masyarakat tertentu, seperti kepadatan penduduk atau perkembangan teknologi yang berpolusi).
Ø  Tidak dapat secara parsial karena masyarakat merupakan satu kesatuan yang berkaitan dan permasalahan yang dialami bersifat menyeluruh.


Dari berbagai macam perbedaan antara patologi sosial klasik dan modern, ada kesamaan antara kedia pandangan ini. yaitu untung menangani masalah sosial ini harus dengan pendidikan moral
Mengapa demikian?
 Perspektif Patologi sosial ini menganggap adanya penyakit (individu, masyarakat, lembaga, keluarga) akibat tidak mampunya individu, masnyarakat, insitusi, keluarga, tersebut untuk menjalankan peran dan tugasnya dalam lingkungannya. sehingga mempengaruhi strukturnya sehingga timbul masalah sosial yang dianggap 'penyakit' tersebut. Karena menggunakan bahasa 'penyakit', maka solusinya adalah 'mengobati' dengan cara rehabilitasi dan resosialisasi. dengan cara apa? yaitu dengan pendidikan moral.

Sebagai contoh:
ada sebuah keluarga sederhana yang sekeluarga bermasalah, bapaknya peselingkuh, istrinya pelacur, dan anak-anaknya pencuri. Perspektif patologi klasik, dari gennya merupakan keturnan yang bermasalah. namun didukung dengan lingkungannya (orangtuanya tidak mengajari anaknya dengan baik dan benar termasuk pendidikan moral). Namun karena yang mengalami masalah seperti ini ada banyak dan mengganggu masyarakat lain, maka disebut masalah sosial. Jika menurut perspektif ini maka solusi satu satunya adalah pendidikan moral. mengajari keluarganya, mensosialisasi keluarganya pendidikan yang baik dan benar yang harus dilaksanakan secara menyeluruh.


Tabel 2.1 Tabel perbedaan paradigma dan perspektif menurut Merton dan Nisbet:
Paragdima
Perspektif
Struktural fungsional dan konsensus
-Patologi sosial
- Disorganisasi sosial
- Perilaku Menyimpang
Konflik dan alienasi
-Konflik Nilai
-Kritik
Interaksionisme simbolik dan etnometodologi
-Labelling
-Kontruktivisme



Perspektif patologi sosial merupakan perspektif tertua dalam analisis permasalahan sosial.
Definisi patologi sosial :

Kondisi sosial yang diinginkan dan yang tertata dilihat sebagai yang sehat, sedangkan orang atau situasi yang menyimpang dari harapan moral dipandang sebagai sakit, atau bahkan buruk. Dari perspektif patologi sosial, sebuah masalah sosial merupakan pelanggaran dari normal yang ada.”
(Rubington, 1995, hal.19)
Secara etimologis, kata patologi berasal bahasa yunani, yakni dari kata Pathos yang berarti disease/penderitaan/penyakit dan Logos yang berarti berbicara tentang/ilmu. Jadi, patologi adalah ilmu yang membicarakan tentang penyakit atau ilmu tentang penyakit

  Patologi sosial menunjuk kepada kondisi sosial yang diakibatkan (1) oleh kegagalan individu menyesuaikan diri terhadap kehidupan sosial di mana fungsi mereka sebagai anggota masyarakat mandiri, memenuhi kebutuhan sendiri, yang dapat menyumbang secara wajar kepada stabilitas dan kemajuan pembangunan, dan (2) oleh ketidakmampuan penyesuaian struktur sosial termasuk mengorganisasikan cara melakukan sesuatu dan mengorganisasikan lembaga-lembaga, bagi perkembangan kepribadianBlackmar, (tulisan Frank W dan J.L Gillin, 1923)


*ini catatan pribadi dan pemikiran sendiri setelah baca n denger dari orang secara otodidak, bisa benar bisa salah. mohon d perbaiki jika salah.


Jumat, 02 November 2012

Soal UTS penelitian Evaluatif Ilmu Kesejahteraan sosial

Teori Program
Perbedaan Penelitian Sumatif dan Formatif
Perbedaan Penelitian evaluatif dan no-evaluatif
Latar belakang mengapa dibutuhkan Penelitian Evaluatif